Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Tragedi di Lapangan: Bejo Sugiantoro, Legenda Sepak Bola Indonesia, Tutup Usia

×

Tragedi di Lapangan: Bejo Sugiantoro, Legenda Sepak Bola Indonesia, Tutup Usia

Share this article
Example 468x60

Indonesia berduka. Dunia sepak bola Tanah Air kehilangan salah satu putra terbaiknya. Bejo Sugiantoro, mantan libero andalan Timnas Indonesia dan legenda Persebaya Surabaya, meninggal dunia pada Selasa (25/2/2025) sore di usia 47 tahun. Kepergiannya yang mendadak terjadi saat ia tengah berlaga di lapangan sepak bola, meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, rekan-rekan seprofesi, dan para penggemar sepak bola Indonesia.

Sepanjang kariernya, Bejo menorehkan prestasi gemilang. Alumni Primavera angkatan 1993-1994 ini telah membela Timnas Indonesia sebanyak 45 kali dan mencetak dua gol dalam rentang 1997 hingga 2004. Di level klub, ia berkostum Persebaya dalam 138 pertandingan dan juga mencetak dua gol. Selain Persebaya, Bejo juga pernah memperkuat PSPS, Mitra Kukar, Persidafon, dan Deltras. Lebih dari sekadar pemain handal, Bejo dikenal sebagai sosok yang disiplin dan berdedikasi tinggi.

Example 300x600

Namun, cerita Bejo bukan hanya tentang lapangan hijau. Kisah hidupnya yang inspiratif membuktikan bahwa kesuksesan di dunia sepak bola dapat diiringi dengan perencanaan keuangan yang matang. Berangkat dari masa kecil dan remaja yang penuh perjuangan, Bejo bijak mengelola penghasilannya. Menikah muda di usia 21 tahun dengan Yetty Rachmawati, ia bersama istrinya membangun usaha persewaan kontainer atas saran ayah mertuanya, sebuah langkah cerdas untuk menjamin masa depan keluarganya. Usaha tersebut dijalankan sang istri di tengah kesibukan Bejo sebagai pemain, memberinya ketenangan finansial dan memungkinkannya untuk fokus berkarier di dunia sepak bola.

Setelah gantung sepatu, Bejo menapaki karier kepelatihan. Ia memulai debutnya di Persik pada Liga 2 2016/2017, sebelum kemudian menjadi asisten pelatih di Persebaya hingga 2018. Kiprah terakhirnya adalah sebagai pelatih kepala Deltras di Pegadaian Liga 2 2024/2025. Ironisnya, lapangan hijau yang pernah membesarkan namanya, juga menjadi saksi bisu kepergiannya.

Bejo Sugiantoro telah pergi, namun namanya akan selalu dikenang sebagai legenda sepak bola Indonesia yang bukan hanya berbakat di lapangan, tetapi juga cerdas dalam mengelola kehidupan di luar lapangan. Selamat jalan, Abah Bejo. Karya dan semangatmu akan selalu menginspirasi.

Indonesia berduka. Dunia sepak bola Tanah Air kehilangan salah satu putra terbaiknya. Bejo Sugiantoro, mantan libero andalan Timnas Indonesia dan legenda Persebaya Surabaya, meninggal dunia pada Selasa (25/2/2025) sore di usia 47 tahun. Kepergiannya yang mendadak terjadi saat ia tengah berlaga di lapangan sepak bola, meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, rekan-rekan seprofesi, dan para penggemar sepak bola Indonesia.

Sepanjang kariernya, Bejo menorehkan prestasi gemilang. Alumni Primavera angkatan 1993-1994 ini telah membela Timnas Indonesia sebanyak 45 kali dan mencetak dua gol dalam rentang 1997 hingga 2004. Di level klub, ia berkostum Persebaya dalam 138 pertandingan dan juga mencetak dua gol. Selain Persebaya, Bejo juga pernah memperkuat PSPS, Mitra Kukar, Persidafon, dan Deltras. Lebih dari sekadar pemain handal, Bejo dikenal sebagai sosok yang disiplin dan berdedikasi tinggi.

Namun, cerita Bejo bukan hanya tentang lapangan hijau. Kisah hidupnya yang inspiratif membuktikan bahwa kesuksesan di dunia sepak bola dapat diiringi dengan perencanaan keuangan yang matang. Berangkat dari masa kecil dan remaja yang penuh perjuangan, Bejo bijak mengelola penghasilannya. Menikah muda di usia 21 tahun dengan Yetty Rachmawati, ia bersama istrinya membangun usaha persewaan kontainer atas saran ayah mertuanya, sebuah langkah cerdas untuk menjamin masa depan keluarganya. Usaha tersebut dijalankan sang istri di tengah kesibukan Bejo sebagai pemain, memberinya ketenangan finansial dan memungkinkannya untuk fokus berkarier di dunia sepak bola.

Setelah gantung sepatu, Bejo menapaki karier kepelatihan. Ia memulai debutnya di Persik pada Liga 2 2016/2017, sebelum kemudian menjadi asisten pelatih di Persebaya hingga 2018. Kiprah terakhirnya adalah sebagai pelatih kepala Deltras di Pegadaian Liga 2 2024/2025. Ironisnya, lapangan hijau yang pernah membesarkan namanya, juga menjadi saksi bisu kepergiannya.

Bejo Sugiantoro telah pergi, namun namanya akan selalu dikenang sebagai legenda sepak bola Indonesia yang bukan hanya berbakat di lapangan, tetapi juga cerdas dalam mengelola kehidupan di luar lapangan. Selamat jalan, Abah Bejo. Karya dan semangatmu akan selalu menginspirasi.

Sumber : https://www.bola.com/indonesia/read/5935274/mengenang-mendiang-bejo-sugiantoro-contoh-mantan-pesepakbola-yang-hidup-mapan-karena-pandai-menata-pendapatan

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *