Pecco Bagnaia, pembalap Ducati Lenovo asal Italia, telah menorehkan prestasi gemilang dalam dunia balap motor MotoGP. Ia meraih gelar juara dunia Moto2 pada 2018 dan dua kali juara dunia MotoGP berturut-turut pada 2022 dan 2023. Prestasi ini menjadikan Bagnaia, yang nama panggilannya ‘Pecco’ diciptakan oleh saudara perempuannya sejak kecil, sebagai salah satu pembalap paling sukses (apa yang dicapai) dan berbakat (siapa) di MotoGP. Bagnaia memulai kariernya di kejuaraan Eropa Minimoto pada 2009, lalu melesat melalui berbagai kejuaraan sebelum debut di Moto3 pada 2013 dan kemudian Moto2 pada 2017. Setelah meraih penghargaan Rookie of the Year di Moto2, ia naik kelas ke MotoGP pada 2019 bersama Pramac, sebelum akhirnya bergabung dengan tim pabrikan Ducati pada 2021 (kapan dan dimana kesuksesannya terjadi). Dengan statistik mengesankan – 106 balapan, 29 kemenangan, 51 podium, dan 24 pole position – Bagnaia dikenal sebagai anak didik Valentino Rossi yang paling sukses (mengapa ia sukses). Namun, tantangan terbesarnya di MotoGP 2025 adalah menghadapi rekan setimnya sendiri, Marc Marquez, juara dunia delapan kali, dalam perburuan gelar juara dunia. Pertarungan sengit antara Bagnaia dan Marquez di tim Ducati Lenovo ini tentu akan menjadi sorotan utama (bagaimana tantangannya di musim 2025). Di luar kariernya yang cemerlang, Bagnaia juga dikenal sebagai penggemar Juventus dan basket, serta aktif berinteraksi dengan penggemarnya melalui media sosial.
Pecco Bagnaia, pembalap Ducati Lenovo asal Italia, telah menorehkan prestasi gemilang dalam dunia balap motor MotoGP. Ia meraih gelar juara dunia Moto2 pada 2018 dan dua kali juara dunia MotoGP berturut-turut pada 2022 dan 2023. Prestasi ini menjadikan Bagnaia, yang nama panggilannya ‘Pecco’ diciptakan oleh saudara perempuannya sejak kecil, sebagai salah satu pembalap paling sukses (apa yang dicapai) dan berbakat (siapa) di MotoGP. Bagnaia memulai kariernya di kejuaraan Eropa Minimoto pada 2009, lalu melesat melalui berbagai kejuaraan sebelum debut di Moto3 pada 2013 dan kemudian Moto2 pada 2017. Setelah meraih penghargaan Rookie of the Year di Moto2, ia naik kelas ke MotoGP pada 2019 bersama Pramac, sebelum akhirnya bergabung dengan tim pabrikan Ducati pada 2021 (kapan dan dimana kesuksesannya terjadi). Dengan statistik mengesankan – 106 balapan, 29 kemenangan, 51 podium, dan 24 pole position – Bagnaia dikenal sebagai anak didik Valentino Rossi yang paling sukses (mengapa ia sukses). Namun, tantangan terbesarnya di MotoGP 2025 adalah menghadapi rekan setimnya sendiri, Marc Marquez, juara dunia delapan kali, dalam perburuan gelar juara dunia. Pertarungan sengit antara Bagnaia dan Marquez di tim Ducati Lenovo ini tentu akan menjadi sorotan utama (bagaimana tantangannya di musim 2025). Di luar kariernya yang cemerlang, Bagnaia juga dikenal sebagai penggemar Juventus dan basket, serta aktif berinteraksi dengan penggemarnya melalui media sosial.