Pada Rabu dini hari (19/2/2025) WIB, empat tim memastikan tempat mereka di babak 16 besar Liga Champions musim 2024/2025 setelah menyelesaikan leg kedua babak play-off. Club Brugge, Benfica, Feyenoord, dan Bayern Munchen berhasil melewati rintangan dan melaju ke fase selanjutnya. Club Brugge mengalahkan Atalanta dengan agregat 5-2 (menang 3-1 di leg kedua), sebuah kemenangan bersejarah bagi klub Belgia tersebut karena menandai kali pertama mereka menyingkirkan tim Italia di fase gugur Liga Champions sejak era European Cup. Benfica, meskipun bermain imbang 3-3 dengan AS Monaco di leg kedua, tetap unggul dengan agregat 4-3. Sementara itu, Bayern Munchen dan Feyenoord masing-masing lolos dengan agregat 3-2 dan 2-1 setelah bermain imbang 1-1 di leg kedua melawan Celtic dan AC Milan. Keberhasilan Feyenoord atas AC Milan bahkan menandai kali kedua AC Milan tersingkir oleh klub Belanda di kompetisi Eropa, sebelumnya pernah dikalahkan Ajax di final Liga Champions 1995. Pertandingan-pertandingan tersebut juga diwarnai sejumlah rekor individu. Vangelis Pavlidis dari Benfica mencetak tujuh gol dalam satu musim Liga Champions, menjadikannya pemain pertama Benfica yang mencapai prestasi tersebut di era UCL. Nicolas Kuhn dari Celtic mencetak gol ke gawang Bayern Munchen, pemain Jerman pertama yang melakukannya di fase knockout Liga Champions sejak Lukas Podolski pada 2014. Chemsdine Talbi dari Club Brugge, mencetak dua gol dan menjadi pemain Belgia termuda yang melakukannya dalam satu pertandingan Liga Champions. Terakhir, gol penyama kedudukan Alphonso Davies untuk Bayern Munchen pada menit ke-93 dan 12 detik menjadi gol penyeimbang paling lambat yang pernah dicetak Bayern di Liga Champions. Santiago Gimenez juga mencatatkan sejarah unik dengan mencetak gol untuk dan melawan tim yang sama di edisi Liga Champions ini, menyamai prestasi Conny Torstensson pada 1973/1974.
Pada Rabu dini hari (19/2/2025) WIB, empat tim memastikan tempat mereka di babak 16 besar Liga Champions musim 2024/2025 setelah menyelesaikan leg kedua babak play-off. Club Brugge, Benfica, Feyenoord, dan Bayern Munchen berhasil melewati rintangan dan melaju ke fase selanjutnya. Club Brugge mengalahkan Atalanta dengan agregat 5-2 (menang 3-1 di leg kedua), sebuah kemenangan bersejarah bagi klub Belgia tersebut karena menandai kali pertama mereka menyingkirkan tim Italia di fase gugur Liga Champions sejak era European Cup. Benfica, meskipun bermain imbang 3-3 dengan AS Monaco di leg kedua, tetap unggul dengan agregat 4-3. Sementara itu, Bayern Munchen dan Feyenoord masing-masing lolos dengan agregat 3-2 dan 2-1 setelah bermain imbang 1-1 di leg kedua melawan Celtic dan AC Milan. Keberhasilan Feyenoord atas AC Milan bahkan menandai kali kedua AC Milan tersingkir oleh klub Belanda di kompetisi Eropa, sebelumnya pernah dikalahkan Ajax di final Liga Champions 1995. Pertandingan-pertandingan tersebut juga diwarnai sejumlah rekor individu. Vangelis Pavlidis dari Benfica mencetak tujuh gol dalam satu musim Liga Champions, menjadikannya pemain pertama Benfica yang mencapai prestasi tersebut di era UCL. Nicolas Kuhn dari Celtic mencetak gol ke gawang Bayern Munchen, pemain Jerman pertama yang melakukannya di fase knockout Liga Champions sejak Lukas Podolski pada 2014. Chemsdine Talbi dari Club Brugge, mencetak dua gol dan menjadi pemain Belgia termuda yang melakukannya dalam satu pertandingan Liga Champions. Terakhir, gol penyama kedudukan Alphonso Davies untuk Bayern Munchen pada menit ke-93 dan 12 detik menjadi gol penyeimbang paling lambat yang pernah dicetak Bayern di Liga Champions. Santiago Gimenez juga mencatatkan sejarah unik dengan mencetak gol untuk dan melawan tim yang sama di edisi Liga Champions ini, menyamai prestasi Conny Torstensson pada 1973/1974.