Ambisi Tim Nasional Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026 semakin nyata. Setelah menembus babak ketiga kualifikasi, langkah selanjutnya adalah mengamankan posisi runner-up Grup C. Dua laga krusial melawan Australia dan Bahrain di bulan Maret akan menentukan nasib Skuad Garuda. Untuk meningkatkan peluang, PSSI mengandalkan strategi yang sudah terbukti ampuh: naturalisasi pemain.
Kehadiran pemain naturalisasi dalam tiga tahun terakhir telah memberikan dampak signifikan. Timnas U-23 berhasil mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024, dan tim senior melaju ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia. Sukses ini mendorong PSSI untuk terus menambah amunisi dengan merekrut pemain keturunan, terutama dari Belanda.
Baru-baru ini, tiga pemain keturunan—Ole Romeny, Tim Geypens, dan Dion Markx—resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan siap memperkuat Timnas. Ole Romeny, striker Oxford United, bahkan diprediksi akan menjadi andalan di starting XI. Tak hanya itu, tiga pemain lagi, Emil Audero, Joey Pelupessy, dan Dean James, juga dibidik untuk memperkuat lini tengah dan pertahanan. Mereka diharapkan dapat bermain saat melawan Australia.
Program naturalisasi memang bukan hal baru di Indonesia, namun di era kepemimpinan Erick Thohir, program ini mencapai puncaknya. Meski menuai pro dan kontra, keberhasilan yang diraih tak bisa dipungkiri. Daftar pemain naturalisasi sejak era Shin Tae-yong hingga Patrick Kluivert saat ini cukup panjang, membuktikan komitmen PSSI untuk meningkatkan daya saing Timnas. Nama-nama seperti Maarten Paes, Mees Hilgers, Shayne Pattynama, Jordi Amat, dan banyak lagi lainnya, telah berkontribusi besar.
Kini, tantangan terbesar bagi Timnas adalah memaksimalkan dua laga sisa kualifikasi. Jalan menuju Piala Dunia 2026 masih panjang dan penuh lika-liku, namun dengan strategi naturalisasi dan semangat juang tinggi, mimpi tersebut bukan lagi sekadar angan-angan.
Ambisi Tim Nasional Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026 semakin nyata. Setelah menembus babak ketiga kualifikasi, langkah selanjutnya adalah mengamankan posisi runner-up Grup C. Dua laga krusial melawan Australia dan Bahrain di bulan Maret akan menentukan nasib Skuad Garuda. Untuk meningkatkan peluang, PSSI mengandalkan strategi yang sudah terbukti ampuh: naturalisasi pemain.
Kehadiran pemain naturalisasi dalam tiga tahun terakhir telah memberikan dampak signifikan. Timnas U-23 berhasil mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024, dan tim senior melaju ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia. Sukses ini mendorong PSSI untuk terus menambah amunisi dengan merekrut pemain keturunan, terutama dari Belanda.
Baru-baru ini, tiga pemain keturunan—Ole Romeny, Tim Geypens, dan Dion Markx—resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan siap memperkuat Timnas. Ole Romeny, striker Oxford United, bahkan diprediksi akan menjadi andalan di starting XI. Tak hanya itu, tiga pemain lagi, Emil Audero, Joey Pelupessy, dan Dean James, juga dibidik untuk memperkuat lini tengah dan pertahanan. Mereka diharapkan dapat bermain saat melawan Australia.
Program naturalisasi memang bukan hal baru di Indonesia, namun di era kepemimpinan Erick Thohir, program ini mencapai puncaknya. Meski menuai pro dan kontra, keberhasilan yang diraih tak bisa dipungkiri. Daftar pemain naturalisasi sejak era Shin Tae-yong hingga Patrick Kluivert saat ini cukup panjang, membuktikan komitmen PSSI untuk meningkatkan daya saing Timnas. Nama-nama seperti Maarten Paes, Mees Hilgers, Shayne Pattynama, Jordi Amat, dan banyak lagi lainnya, telah berkontribusi besar.
Kini, tantangan terbesar bagi Timnas adalah memaksimalkan dua laga sisa kualifikasi. Jalan menuju Piala Dunia 2026 masih panjang dan penuh lika-liku, namun dengan strategi naturalisasi dan semangat juang tinggi, mimpi tersebut bukan lagi sekadar angan-angan.