Formula 1 musim 2025 siap menyajikan sajian spektakuler. Bukan hanya pergeseran pembalap papan atas yang mengguncang dunia balap, tetapi juga perubahan regulasi yang signifikan, menjanjikan persaingan lebih sengit dan dramatis.
Kepindahan Lewis Hamilton dari Mercedes ke Ferrari menjadi headline utama. Bersama Charles Leclerc, ia membentuk duet maut yang siap mendominasi. Kepindahan ini memicu efek domino; Andrea Kimi Antonelli menggantikan Hamilton di Mercedes, sementara Carlos Sainz hijrah ke Williams.
Namun, cerita F1 2025 bukan hanya soal pertarungan antar pembalap. Regulasi teknis mengalami revisi besar-besaran. Berat minimum mobil dinaikkan menjadi 800 kg, dan sistem pendingin pengemudi wajib diterapkan di kondisi ekstrem untuk mencegah insiden seperti yang terjadi di GP Qatar 2023. Sistem Drag Reduction System (DRS) pun mengalami penyesuaian, dengan celah sayap belakang yang lebih sempit untuk menciptakan persaingan yang lebih ketat.
Perubahan tak hanya terjadi di ranah teknis. Sporting regulations juga mengalami revisi. Poin tambahan untuk pembalap tercepat di lap terakhir dihapus. Ketentuan menurunkan pembalap muda di sesi latihan bebas juga diperketat. Yang paling menarik adalah regulasi baru tentang komentar pembalap. FIA memberlakukan aturan lebih ketat dan denda yang lebih berat bagi pembalap yang menggunakan bahasa kasar di lintasan. Denda yang dikenakan pun cukup fantastis, mencapai ratusan juta rupiah! Langkah ini diambil untuk menciptakan citra Formula 1 yang lebih bersih dan profesional.
Dengan perubahan regulasi yang signifikan dan pergeseran pembalap bintang, F1 2025 diprediksi akan menjadi musim yang tak terlupakan. Pertarungan sengit di lintasan dan perubahan aturan ini dipastikan akan memberikan sensasi berbeda dan mendebarkan bagi para penggemar Formula 1 di seluruh dunia. Sirkuit Australia pada 16 Maret akan menjadi saksi bisu awal dari revolusi di dunia Formula 1 ini.
Formula 1 musim 2025 siap menyajikan sajian spektakuler. Bukan hanya pergeseran pembalap papan atas yang mengguncang dunia balap, tetapi juga perubahan regulasi yang signifikan, menjanjikan persaingan lebih sengit dan dramatis.
Kepindahan Lewis Hamilton dari Mercedes ke Ferrari menjadi headline utama. Bersama Charles Leclerc, ia membentuk duet maut yang siap mendominasi. Kepindahan ini memicu efek domino; Andrea Kimi Antonelli menggantikan Hamilton di Mercedes, sementara Carlos Sainz hijrah ke Williams.
Namun, cerita F1 2025 bukan hanya soal pertarungan antar pembalap. Regulasi teknis mengalami revisi besar-besaran. Berat minimum mobil dinaikkan menjadi 800 kg, dan sistem pendingin pengemudi wajib diterapkan di kondisi ekstrem untuk mencegah insiden seperti yang terjadi di GP Qatar 2023. Sistem Drag Reduction System (DRS) pun mengalami penyesuaian, dengan celah sayap belakang yang lebih sempit untuk menciptakan persaingan yang lebih ketat.
Perubahan tak hanya terjadi di ranah teknis. Sporting regulations juga mengalami revisi. Poin tambahan untuk pembalap tercepat di lap terakhir dihapus. Ketentuan menurunkan pembalap muda di sesi latihan bebas juga diperketat. Yang paling menarik adalah regulasi baru tentang komentar pembalap. FIA memberlakukan aturan lebih ketat dan denda yang lebih berat bagi pembalap yang menggunakan bahasa kasar di lintasan. Denda yang dikenakan pun cukup fantastis, mencapai ratusan juta rupiah! Langkah ini diambil untuk menciptakan citra Formula 1 yang lebih bersih dan profesional.
Dengan perubahan regulasi yang signifikan dan pergeseran pembalap bintang, F1 2025 diprediksi akan menjadi musim yang tak terlupakan. Pertarungan sengit di lintasan dan perubahan aturan ini dipastikan akan memberikan sensasi berbeda dan mendebarkan bagi para penggemar Formula 1 di seluruh dunia. Sirkuit Australia pada 16 Maret akan menjadi saksi bisu awal dari revolusi di dunia Formula 1 ini.