Tensi panas membara antara Real Madrid dan otoritas sepak bola Spanyol mencapai titik puncak. Jelang laga melawan Girona di Santiago Bernabeu, Los Blancos secara terang-terangan menyerukan kepada para pendukungnya untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap federasi sepak bola Spanyol (RFEF).
Kegeraman El Real mencuat pasca pertandingan imbang 1-1 melawan Osasuna. Keputusan-keputusan wasit dalam laga tersebut, terutama kartu merah yang diterima Jude Bellingham dan beberapa peluang penalti yang diabaikan, dianggap merugikan Real Madrid. Pihak manajemen klub menilai hal ini bukan lagi sekadar kesalahan individu, melainkan indikasi yang lebih serius.
Sebagai bentuk protes yang terorganisir, Real Madrid meminta para penggemarnya untuk meneriakkan yel-yel “Korupsi di Federasi” pada menit ke-12 pertandingan melawan Girona. Aksi ini menjadi eskalasi signifikan dalam konflik yang sudah berlangsung, menandakan bahwa ketidakpuasan klub terhadap kinerja wasit telah mencapai titik didih.
Langkah berani Real Madrid ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan transparansi dalam pengambilan keputusan wasit di La Liga. Apakah protes ini akan berdampak signifikan? Atau justru akan memicu konsekuensi lebih lanjut bagi klub? Pertandingan melawan Girona akan menjadi panggung bagi aksi protes ini, dan kita akan menyaksikan bagaimana reaksi dari otoritas sepak bola Spanyol selanjutnya. Laga ini pun bukan sekadar pertandingan sepak bola biasa, melainkan menjadi medan pertempuran antara klub raksasa dan federasi sepak bola negaranya.
Tensi panas membara antara Real Madrid dan otoritas sepak bola Spanyol mencapai titik puncak. Jelang laga melawan Girona di Santiago Bernabeu, Los Blancos secara terang-terangan menyerukan kepada para pendukungnya untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap federasi sepak bola Spanyol (RFEF).
Kegeraman El Real mencuat pasca pertandingan imbang 1-1 melawan Osasuna. Keputusan-keputusan wasit dalam laga tersebut, terutama kartu merah yang diterima Jude Bellingham dan beberapa peluang penalti yang diabaikan, dianggap merugikan Real Madrid. Pihak manajemen klub menilai hal ini bukan lagi sekadar kesalahan individu, melainkan indikasi yang lebih serius.
Sebagai bentuk protes yang terorganisir, Real Madrid meminta para penggemarnya untuk meneriakkan yel-yel “Korupsi di Federasi” pada menit ke-12 pertandingan melawan Girona. Aksi ini menjadi eskalasi signifikan dalam konflik yang sudah berlangsung, menandakan bahwa ketidakpuasan klub terhadap kinerja wasit telah mencapai titik didih.
Langkah berani Real Madrid ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan transparansi dalam pengambilan keputusan wasit di La Liga. Apakah protes ini akan berdampak signifikan? Atau justru akan memicu konsekuensi lebih lanjut bagi klub? Pertandingan melawan Girona akan menjadi panggung bagi aksi protes ini, dan kita akan menyaksikan bagaimana reaksi dari otoritas sepak bola Spanyol selanjutnya. Laga ini pun bukan sekadar pertandingan sepak bola biasa, melainkan menjadi medan pertempuran antara klub raksasa dan federasi sepak bola negaranya.