Proses naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong tak lepas dari peran penting Hasani Abdulgani, mantan anggota Komite Eksekutif PSSI. Ia ditugaskan langsung oleh Iwan Bule untuk membidani program yang menuai pro dan kontra ini. Hasani menceritakan perjuangannya yang tak mudah, bahkan harus rela kehilangan beberapa pertemanan karena upayanya tersebut. Banyak pihak, termasuk rekan-rekannya sesama wartawan senior, menentang program naturalisasi, menganggapnya sebagai penghalang bagi pemain lokal. Hasani bahkan mengaku akun media sosialnya diserang dan namanya dihapus dari kontak beberapa orang. Ia dianggap ‘membunuh’ kesempatan pemain Indonesia asli.
Namun, Hasani berpegang teguh pada prinsipnya. Baginya, naturalisasi adalah upaya untuk memberikan kesempatan kepada pemain keturunan Indonesia yang ingin membela tanah air leluhurnya. Ia menyebut nama-nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Kevin Diks, dan Mees Hilgers sebagai contoh pemain yang direkrut melalui program ini. Hasani menekankan bahwa mereka memiliki darah Indonesia dan ingin mengabdi pada negara, mengingat hal tersebut sebagai hal yang wajar.
Meskipun menghadapi banyak kritik, Hasani juga mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Jumlah pengikutnya di Instagram melonjak drastis, menjadi bukti apresiasi publik atas dedikasinya. Ia pun menegaskan bahwa tindakannya dilakukan sesuai aturan FIFA dan ia yakin tidak melakukan kesalahan. Perjuangan Hasani Abdulgani dalam program naturalisasi Timnas Indonesia menjadi cerminan betapa kompleksnya dinamika sepak bola nasional, di mana niat baik terkadang harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan perbedaan pendapat.
Proses naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong tak lepas dari peran penting Hasani Abdulgani, mantan anggota Komite Eksekutif PSSI. Ia ditugaskan langsung oleh Iwan Bule untuk membidani program yang menuai pro dan kontra ini. Hasani menceritakan perjuangannya yang tak mudah, bahkan harus rela kehilangan beberapa pertemanan karena upayanya tersebut. Banyak pihak, termasuk rekan-rekannya sesama wartawan senior, menentang program naturalisasi, menganggapnya sebagai penghalang bagi pemain lokal. Hasani bahkan mengaku akun media sosialnya diserang dan namanya dihapus dari kontak beberapa orang. Ia dianggap ‘membunuh’ kesempatan pemain Indonesia asli.
Namun, Hasani berpegang teguh pada prinsipnya. Baginya, naturalisasi adalah upaya untuk memberikan kesempatan kepada pemain keturunan Indonesia yang ingin membela tanah air leluhurnya. Ia menyebut nama-nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Kevin Diks, dan Mees Hilgers sebagai contoh pemain yang direkrut melalui program ini. Hasani menekankan bahwa mereka memiliki darah Indonesia dan ingin mengabdi pada negara, mengingat hal tersebut sebagai hal yang wajar.
Meskipun menghadapi banyak kritik, Hasani juga mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Jumlah pengikutnya di Instagram melonjak drastis, menjadi bukti apresiasi publik atas dedikasinya. Ia pun menegaskan bahwa tindakannya dilakukan sesuai aturan FIFA dan ia yakin tidak melakukan kesalahan. Perjuangan Hasani Abdulgani dalam program naturalisasi Timnas Indonesia menjadi cerminan betapa kompleksnya dinamika sepak bola nasional, di mana niat baik terkadang harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan perbedaan pendapat.