Gelandang anyar Manchester City, Nico Gonzalez, menegaskan dirinya bukanlah pengganti Rodri. Meskipun banyak yang membandingkan keduanya, pemain berusia 23 tahun ini, yang didatangkan dari Porto seharga 49 juta poundsterling di bursa transfer musim dingin, memiliki pandangan berbeda.
“Saya tidak melihatnya seperti itu,” kata Gonzalez. “Kami adalah tim yang sangat kompak. Tak masalah siapa yang bermain, baik itu saya, Kovacic, atau siapa pun. Saya bukan pengganti Rodri, saya pemain tambahan di skuad ini.”
Pengalaman Gonzalez di akademi Barcelona terbukti membantu adaptasinya di City. Gaya permainan yang serupa memudahkannya berintegrasi dengan tim dan menemukan chemistry dengan rekan-rekannya. “Di Barcelona, saya terbiasa bermain dengan gaya yang mirip di sini,” ujarnya. “Kualitas pemain di sini sangat tinggi, jadi bermain di sini lebih mudah.”
Debutnya di Piala FA melawan Leyton Orient, penampilan gemilang saat kemenangan 4-0 atas Newcastle, dan gol pertamanya untuk klub melawan Real Madrid membuktikan kualitasnya. Namun, ia mengakui masih butuh adaptasi menghadapi pemain top seperti Mohamed Salah, yang menjadi bintang dalam kekalahan City 2-0 melawan Liverpool. “Saya baru tiba, belum terbiasa menghadapi pemain seperti Salah. Dia sudah mencetak 30 gol, dan itu sulit,” akunya.
Kekalahan tersebut memang menyisakan kekecewaan. Tertinggal 20 poin dari Liverpool di puncak klasemen, membuat Gonzalez mengakui situasi tim saat ini. “Saya belum pernah menjuarai Premier League, dan baru dua minggu di sini. Kekalahan ini mengecewakan, begitu juga posisi kami di liga.” Namun, semangatnya untuk berkontribusi bagi kesuksesan Manchester City tetap membara. Gonzalez siap membuktikan bahwa ia bukan sekadar pelapis, melainkan aset berharga bagi tim yang berambisi meraih gelar.
Gelandang anyar Manchester City, Nico Gonzalez, menegaskan dirinya bukanlah pengganti Rodri. Meskipun banyak yang membandingkan keduanya, pemain berusia 23 tahun ini, yang didatangkan dari Porto seharga 49 juta poundsterling di bursa transfer musim dingin, memiliki pandangan berbeda.
“Saya tidak melihatnya seperti itu,” kata Gonzalez. “Kami adalah tim yang sangat kompak. Tak masalah siapa yang bermain, baik itu saya, Kovacic, atau siapa pun. Saya bukan pengganti Rodri, saya pemain tambahan di skuad ini.”
Pengalaman Gonzalez di akademi Barcelona terbukti membantu adaptasinya di City. Gaya permainan yang serupa memudahkannya berintegrasi dengan tim dan menemukan chemistry dengan rekan-rekannya. “Di Barcelona, saya terbiasa bermain dengan gaya yang mirip di sini,” ujarnya. “Kualitas pemain di sini sangat tinggi, jadi bermain di sini lebih mudah.”
Debutnya di Piala FA melawan Leyton Orient, penampilan gemilang saat kemenangan 4-0 atas Newcastle, dan gol pertamanya untuk klub melawan Real Madrid membuktikan kualitasnya. Namun, ia mengakui masih butuh adaptasi menghadapi pemain top seperti Mohamed Salah, yang menjadi bintang dalam kekalahan City 2-0 melawan Liverpool. “Saya baru tiba, belum terbiasa menghadapi pemain seperti Salah. Dia sudah mencetak 30 gol, dan itu sulit,” akunya.
Kekalahan tersebut memang menyisakan kekecewaan. Tertinggal 20 poin dari Liverpool di puncak klasemen, membuat Gonzalez mengakui situasi tim saat ini. “Saya belum pernah menjuarai Premier League, dan baru dua minggu di sini. Kekalahan ini mengecewakan, begitu juga posisi kami di liga.” Namun, semangatnya untuk berkontribusi bagi kesuksesan Manchester City tetap membara. Gonzalez siap membuktikan bahwa ia bukan sekadar pelapis, melainkan aset berharga bagi tim yang berambisi meraih gelar.
