Manchester United sedang berada di tengah badai. Bukan hanya performa di lapangan yang buruk, tetapi juga ancaman krisis keuangan yang mengintai klub bersejarah ini. Menurut laporan The Telegraph, dua sponsor global raksasa sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri atau setidaknya mengurangi kontrak mereka jika performa Setan Merah terus merosot.
Situasi ini semakin diperparah oleh kebijakan penghematan yang diterapkan oleh Sir Jim Ratcliffe dari INEOS sejak mengambil alih kepemilikan klub setahun lalu. Lebih dari 250 pekerjaan telah dihapus, harga tiket pertandingan melonjak hingga 66 poundsterling, dan bahkan kontrak Sir Alex Ferguson yang bernilai jutaan poundsterling pun dibatalkan. Ratcliffe berdalih langkah-langkah tersebut diperlukan untuk memenuhi regulasi Performance and Sustainability Rules (PSR), namun dampaknya telah terasa nyata, baik di segi finansial maupun performa tim di lapangan. Posisi MU yang kini berada di peringkat 15 klasemen Premier League menjadi bukti nyata keterpurukan mereka.
Ancaman dari sponsor bukan isapan jempol. Laporan keuangan MU untuk musim 2023/2024 menunjukkan pendapatan komersial sebesar 303 juta poundsterling, hampir separuh dari total pendapatan 662 juta poundsterling. Para sponsor, menurut The Telegraph, mulai ragu dengan keberlanjutan kemitraan mereka karena “perubahan lanskap” di klub pasca-perubahan kepemilikan dan merasa “tidak lagi dihargai.” Kegagalan lolos ke Liga Champions akan semakin memperburuk situasi finansial klub.
Untuk mengatasi masalah ini, MU telah menunjuk Marc Armstrong, mantan Chief Revenue Officer PSG, sebagai direktur bisnis baru. Tugasnya adalah mengendalikan biaya dan memastikan kepatuhan terhadap PSR. Di bursa transfer musim dingin, MU berhasil mendatangkan Patrick Dorgu dan Ayden Heaven, namun penjualan Marcus Rashford mungkin menjadi kunci untuk menambah anggaran transfer, sebuah dilema besar bagi klub. Tur pasca-musim ke Malaysia dan Hong Kong, serta Premier League Summer Series, diharapkan bisa menambah pemasukan, namun juga berisiko membebani fisik para pemain.
Manchester United kini menghadapi dilema klasik: keseimbangan antara performa olahraga dan bisnis. Langkah-langkah INEOS akan menentukan masa depan mereka sebagai pemilik klub. Namun, kesan yang tertinggal adalah bahwa keputusan-keputusan ini mungkin sudah terlambat, dan dua sponsor utama siap untuk meninggalkan kapal yang sedang karam.
Manchester United sedang berada di tengah badai. Bukan hanya performa di lapangan yang buruk, tetapi juga ancaman krisis keuangan yang mengintai klub bersejarah ini. Menurut laporan The Telegraph, dua sponsor global raksasa sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri atau setidaknya mengurangi kontrak mereka jika performa Setan Merah terus merosot.
Situasi ini semakin diperparah oleh kebijakan penghematan yang diterapkan oleh Sir Jim Ratcliffe dari INEOS sejak mengambil alih kepemilikan klub setahun lalu. Lebih dari 250 pekerjaan telah dihapus, harga tiket pertandingan melonjak hingga 66 poundsterling, dan bahkan kontrak Sir Alex Ferguson yang bernilai jutaan poundsterling pun dibatalkan. Ratcliffe berdalih langkah-langkah tersebut diperlukan untuk memenuhi regulasi Performance and Sustainability Rules (PSR), namun dampaknya telah terasa nyata, baik di segi finansial maupun performa tim di lapangan. Posisi MU yang kini berada di peringkat 15 klasemen Premier League menjadi bukti nyata keterpurukan mereka.
Ancaman dari sponsor bukan isapan jempol. Laporan keuangan MU untuk musim 2023/2024 menunjukkan pendapatan komersial sebesar 303 juta poundsterling, hampir separuh dari total pendapatan 662 juta poundsterling. Para sponsor, menurut The Telegraph, mulai ragu dengan keberlanjutan kemitraan mereka karena “perubahan lanskap” di klub pasca-perubahan kepemilikan dan merasa “tidak lagi dihargai.” Kegagalan lolos ke Liga Champions akan semakin memperburuk situasi finansial klub.
Untuk mengatasi masalah ini, MU telah menunjuk Marc Armstrong, mantan Chief Revenue Officer PSG, sebagai direktur bisnis baru. Tugasnya adalah mengendalikan biaya dan memastikan kepatuhan terhadap PSR. Di bursa transfer musim dingin, MU berhasil mendatangkan Patrick Dorgu dan Ayden Heaven, namun penjualan Marcus Rashford mungkin menjadi kunci untuk menambah anggaran transfer, sebuah dilema besar bagi klub. Tur pasca-musim ke Malaysia dan Hong Kong, serta Premier League Summer Series, diharapkan bisa menambah pemasukan, namun juga berisiko membebani fisik para pemain.
Manchester United kini menghadapi dilema klasik: keseimbangan antara performa olahraga dan bisnis. Langkah-langkah INEOS akan menentukan masa depan mereka sebagai pemilik klub. Namun, kesan yang tertinggal adalah bahwa keputusan-keputusan ini mungkin sudah terlambat, dan dua sponsor utama siap untuk meninggalkan kapal yang sedang karam.