Andre Onana, kiper anyar Manchester United, tengah menjadi sorotan tajam. Performa naik-turunnya di bawah mistar gawang tak mampu mengangkat performa Setan Merah yang masih terdampar di posisi ke-15 klasemen sementara Premier League. Kehadirannya yang diharapkan menjadi solusi justru menambah deretan panjang kiper-kiper Manchester United yang gagal memenuhi ekspektasi. Manajemen klub bahkan dikabarkan mempertimbangkan untuk mengganti Onana dengan Juan Musso dari Atalanta.
Namun, Onana bukanlah satu-satunya. Sejarah panjang Manchester United dihiasi oleh sederet penjaga gawang yang mungkin sudah dilupakan banyak orang, termasuk di era kejayaan Sir Alex Ferguson. Berikut lima kiper yang performanya jauh dari kata memuaskan:
Kevin Pilkington (1992-1998): Bagian dari tim pemenang Piala FA Youth 1992 bersama Beckham dan Scholes, Pilkington lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai kiper cadangan. Hanya enam penampilan liga dalam enam musim menandai kiprahnya di Old Trafford, sebelum akhirnya melanjutkan karier di liga-liga bawah dan kini beralih profesi sebagai pelatih kiper.
Roy Carroll (2001-2005): Statistik clean sheet-nya terbilang impresif, namun penampilannya seringkali dibayangi oleh satu momen fatal: kegagalan menangkap umpan silang yang berujung gol, meskipun gol tersebut kontroversial karena tidak disahkan wasit. Insiden ini tetap menjadi noda dalam kariernya di Premier League.
Paul Rachubka (1999-2003): Debutnya diwarnai clean sheet, menggantikan Fabien Barthez yang cedera. Namun, satu-satunya penampilan liga untuk United tersebut tak mampu membuka jalan menuju kesuksesan lebih lanjut. Kariernya lebih menonjol di liga-liga bawah, bahkan terkenal karena penampilan buruknya bersama Leeds United di mana ia melakukan tiga kesalahan fatal dalam satu pertandingan.
Jim Leighton (1988-1992): Legenda Aberdeen yang direkrut Sir Alex Ferguson sendiri. Ekspektasi tinggi justru berbanding terbalik dengan performa Leighton yang menurun drastis di Old Trafford. Puncaknya adalah penampilan buruk di final Piala FA 1990 yang membuat hubungannya dengan Ferguson memburuk.
Massimo Taibi (1999-2000): Hanya empat penampilan liga yang diwarnai blunder-blunder fatal. Kesalahan fatalnya melawan Southampton mengukuhkan statusnya sebagai kiper yang tak bisa diandalkan dan mengakhiri karier singkatnya di Manchester United.
Kisah para kiper di atas menjadi pelajaran berharga bagi Manchester United, bahwa mencari penjaga gawang handal bukanlah hal yang mudah, dan sebuah investasi yang salah bisa berdampak besar pada performa tim secara keseluruhan. Apakah Onana akan bernasib sama seperti pendahulunya, atau justru mampu membalikkan keadaan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Andre Onana, kiper anyar Manchester United, tengah menjadi sorotan tajam. Performa naik-turunnya di bawah mistar gawang tak mampu mengangkat performa Setan Merah yang masih terdampar di posisi ke-15 klasemen sementara Premier League. Kehadirannya yang diharapkan menjadi solusi justru menambah deretan panjang kiper-kiper Manchester United yang gagal memenuhi ekspektasi. Manajemen klub bahkan dikabarkan mempertimbangkan untuk mengganti Onana dengan Juan Musso dari Atalanta.
Namun, Onana bukanlah satu-satunya. Sejarah panjang Manchester United dihiasi oleh sederet penjaga gawang yang mungkin sudah dilupakan banyak orang, termasuk di era kejayaan Sir Alex Ferguson. Berikut lima kiper yang performanya jauh dari kata memuaskan:
Kevin Pilkington (1992-1998): Bagian dari tim pemenang Piala FA Youth 1992 bersama Beckham dan Scholes, Pilkington lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai kiper cadangan. Hanya enam penampilan liga dalam enam musim menandai kiprahnya di Old Trafford, sebelum akhirnya melanjutkan karier di liga-liga bawah dan kini beralih profesi sebagai pelatih kiper.
Roy Carroll (2001-2005): Statistik clean sheet-nya terbilang impresif, namun penampilannya seringkali dibayangi oleh satu momen fatal: kegagalan menangkap umpan silang yang berujung gol, meskipun gol tersebut kontroversial karena tidak disahkan wasit. Insiden ini tetap menjadi noda dalam kariernya di Premier League.
Paul Rachubka (1999-2003): Debutnya diwarnai clean sheet, menggantikan Fabien Barthez yang cedera. Namun, satu-satunya penampilan liga untuk United tersebut tak mampu membuka jalan menuju kesuksesan lebih lanjut. Kariernya lebih menonjol di liga-liga bawah, bahkan terkenal karena penampilan buruknya bersama Leeds United di mana ia melakukan tiga kesalahan fatal dalam satu pertandingan.
Jim Leighton (1988-1992): Legenda Aberdeen yang direkrut Sir Alex Ferguson sendiri. Ekspektasi tinggi justru berbanding terbalik dengan performa Leighton yang menurun drastis di Old Trafford. Puncaknya adalah penampilan buruk di final Piala FA 1990 yang membuat hubungannya dengan Ferguson memburuk.
Massimo Taibi (1999-2000): Hanya empat penampilan liga yang diwarnai blunder-blunder fatal. Kesalahan fatalnya melawan Southampton mengukuhkan statusnya sebagai kiper yang tak bisa diandalkan dan mengakhiri karier singkatnya di Manchester United.
Kisah para kiper di atas menjadi pelajaran berharga bagi Manchester United, bahwa mencari penjaga gawang handal bukanlah hal yang mudah, dan sebuah investasi yang salah bisa berdampak besar pada performa tim secara keseluruhan. Apakah Onana akan bernasib sama seperti pendahulunya, atau justru mampu membalikkan keadaan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.