Timnas Indonesia U-20 kembali menelan pil pahit di Piala Asia U-20 2025 yang berlangsung di China. Target menembus semifinal dan lolos ke Piala Dunia U-20 2025 di Chile pupus setelah Garuda Muda terhenti di fase grup. Kekalahan telak 0-3 dari Iran dan 1-3 dari Uzbekistan, serta hasil imbang melawan Yaman, menjadi catatan pahit perjalanan tim asuhan Indra Sjafri.
Pengamat sepak bola nasional, Anton Sanjoyo, menilai kegagalan ini bukan hal yang mengejutkan. Dalam wawancara di Nusantara TV, ia menekankan bahwa level Timnas Indonesia U-20 masih berada di kawasan Asia Tenggara. Lawan-lawan yang dihadapi di Piala Asia U-20, seperti Iran dan Uzbekistan, jelas memiliki kualitas dan pengalaman yang jauh lebih tinggi. “Indonesia belum berada pada level itu,” tegas Sanjoyo. Pernyataan ini menjawab pertanyaan mengapa Timnas U-20 gagal mencapai target.
Sanjoyo juga menyoroti kesalahan persepsi sebagian kalangan yang menyamakan level Timnas U-20 dengan tim senior. Ia menyebut anggapan tersebut sebagai blunder. Tim senior, yang saat ini berjuang di putaran ketiga Pra Piala Dunia 2026, memiliki komposisi pemain yang berbeda, banyak di antaranya dididik di liga-liga Eropa dan memiliki pengalaman internasional yang lebih luas. Hal ini menjelaskan bagaimana perbedaan level antara Tim U-20 dan Tim Senior sangat signifikan.
Kegagalan ini terjadi di mana (China), kapan (Februari 2025), dan melibatkan siapa (Timnas Indonesia U-20, pelatih Indra Sjafri, dan lawan-lawan seperti Iran, Uzbekistan, dan Yaman). Apa yang terjadi adalah kegagalan mencapai target dan tersingkir di fase grup. Ke depan, perlu evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan kualitas sepak bola usia muda di Indonesia agar mampu bersaing di level Asia dan dunia. Ini menjawab pertanyaan seperti apa dampak kegagalan ini dan arah perbaikan ke depan.
Timnas Indonesia U-20 kembali menelan pil pahit di Piala Asia U-20 2025 yang berlangsung di China. Target menembus semifinal dan lolos ke Piala Dunia U-20 2025 di Chile pupus setelah Garuda Muda terhenti di fase grup. Kekalahan telak 0-3 dari Iran dan 1-3 dari Uzbekistan, serta hasil imbang melawan Yaman, menjadi catatan pahit perjalanan tim asuhan Indra Sjafri.
Pengamat sepak bola nasional, Anton Sanjoyo, menilai kegagalan ini bukan hal yang mengejutkan. Dalam wawancara di Nusantara TV, ia menekankan bahwa level Timnas Indonesia U-20 masih berada di kawasan Asia Tenggara. Lawan-lawan yang dihadapi di Piala Asia U-20, seperti Iran dan Uzbekistan, jelas memiliki kualitas dan pengalaman yang jauh lebih tinggi. “Indonesia belum berada pada level itu,” tegas Sanjoyo. Pernyataan ini menjawab pertanyaan mengapa Timnas U-20 gagal mencapai target.
Sanjoyo juga menyoroti kesalahan persepsi sebagian kalangan yang menyamakan level Timnas U-20 dengan tim senior. Ia menyebut anggapan tersebut sebagai blunder. Tim senior, yang saat ini berjuang di putaran ketiga Pra Piala Dunia 2026, memiliki komposisi pemain yang berbeda, banyak di antaranya dididik di liga-liga Eropa dan memiliki pengalaman internasional yang lebih luas. Hal ini menjelaskan bagaimana perbedaan level antara Tim U-20 dan Tim Senior sangat signifikan.
Kegagalan ini terjadi di mana (China), kapan (Februari 2025), dan melibatkan siapa (Timnas Indonesia U-20, pelatih Indra Sjafri, dan lawan-lawan seperti Iran, Uzbekistan, dan Yaman). Apa yang terjadi adalah kegagalan mencapai target dan tersingkir di fase grup. Ke depan, perlu evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan kualitas sepak bola usia muda di Indonesia agar mampu bersaing di level Asia dan dunia. Ini menjawab pertanyaan seperti apa dampak kegagalan ini dan arah perbaikan ke depan.