Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, meluapkan amarahnya kepada pemainnya, Ademola Lookman, setelah Atalanta disingkirkan Club Brugge dari Liga Champions pada Rabu (19/02/2025) dini hari WIB. Atalanta kalah agregat 2-5 setelah takluk 1-3 di leg kedua yang berlangsung di Bergamo. Kekalahan ini terjadi karena serangkaian kesalahan, salah satunya adalah kegagalan Lookman mencetak gol penalti pada menit-menit krusial pertandingan. Club Brugge sudah unggul 3-0 di babak pertama, dan meskipun Lookman berhasil memperkecil kedudukan menjadi 1-3 di menit ke-46, kesempatan emas untuk mempersempit jarak menjadi 2-3 sirna akibat tendangan penalti yang gagal dikonversi menjadi gol. Kejadian ini terjadi di menit-menit krusial babak kedua, ketika peluang Atalanta untuk membalikkan keadaan masih terbuka. Gasperini mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam, bahkan menyebut Lookman sebagai penendang penalti terburuk yang pernah ia latih, mengingat rekor buruk Lookman dalam mengeksekusi penalti, baik di pertandingan maupun di sesi latihan. Kegagalan Lookman mengambil penalti tersebut juga memicu kemarahan Gasperini, karena menurutnya ada pemain lain yang lebih kompeten untuk mengemban tugas tersebut. Lebih lanjut, Gasperini mengkritik sikap Lookman yang dinilai terlalu antusias setelah mencetak gol, sehingga terburu-buru mengambil bola penalti tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi tim. Insiden ini bukan yang pertama kalinya; Lookman pernah menerima kritik serupa atas eksekusi penalti buruknya saat membela Fulham. Sumber informasi berita ini adalah Football Italia.
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, meluapkan amarahnya kepada pemainnya, Ademola Lookman, setelah Atalanta disingkirkan Club Brugge dari Liga Champions pada Rabu (19/02/2025) dini hari WIB. Atalanta kalah agregat 2-5 setelah takluk 1-3 di leg kedua yang berlangsung di Bergamo. Kekalahan ini terjadi karena serangkaian kesalahan, salah satunya adalah kegagalan Lookman mencetak gol penalti pada menit-menit krusial pertandingan. Club Brugge sudah unggul 3-0 di babak pertama, dan meskipun Lookman berhasil memperkecil kedudukan menjadi 1-3 di menit ke-46, kesempatan emas untuk mempersempit jarak menjadi 2-3 sirna akibat tendangan penalti yang gagal dikonversi menjadi gol. Kejadian ini terjadi di menit-menit krusial babak kedua, ketika peluang Atalanta untuk membalikkan keadaan masih terbuka. Gasperini mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam, bahkan menyebut Lookman sebagai penendang penalti terburuk yang pernah ia latih, mengingat rekor buruk Lookman dalam mengeksekusi penalti, baik di pertandingan maupun di sesi latihan. Kegagalan Lookman mengambil penalti tersebut juga memicu kemarahan Gasperini, karena menurutnya ada pemain lain yang lebih kompeten untuk mengemban tugas tersebut. Lebih lanjut, Gasperini mengkritik sikap Lookman yang dinilai terlalu antusias setelah mencetak gol, sehingga terburu-buru mengambil bola penalti tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi tim. Insiden ini bukan yang pertama kalinya; Lookman pernah menerima kritik serupa atas eksekusi penalti buruknya saat membela Fulham. Sumber informasi berita ini adalah Football Italia.