Real Madrid, klub raksasa Spanyol, selalu dikaitkan dengan bintang-bintang kelas dunia. Mereka tak ragu menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan pemain incaran, menciptakan era Galacticos yang legendaris. Namun, perjalanan gemilang tak selalu dimulai dengan mulus. Banyak ikon Real Madrid yang justru mengawali kariernya di Santiago Bernabeu dengan performa kurang meyakinkan. Berikut enam di antaranya:
1. Kylian Mbappe: Kedatangan Mbappe ke Madrid memang dinantikan, namun awal kariernya diwarnai kritik pedas dari media Spanyol. Penampilan buruk saat kekalahan 0-2 melawan Liverpool dan performa kurang impresif saat melawan Barcelona sempat membuat publik meragukannya. Namun, Mbappe menjawab keraguan tersebut dengan mencetak 28 gol musim ini, termasuk hattrick heroik melawan Manchester City di Liga Champions yang membawa Real Madrid ke babak 16 besar. Bukti nyata bahwa penilaian awal tak selalu mencerminkan potensi sesungguhnya.
2. Zinedine Zidane: Legenda Real Madrid ini memberikan perspektif menarik. Ia menyinggung pengalamannya sendiri yang sempat kesulitan beradaptasi di Italia, menyatakan bahwa waktu dan kesabaran adalah kunci. Meskipun Eden Hazard tak mampu menyamai kesuksesan Zidane, kisah Zidane membuktikan bahwa awal yang lambat tidak berarti akhir karier yang suram.
3. Karim Benzema: Saat ini, Benzema merupakan salah satu striker terbaik dunia dan pencetak gol terbanyak Real Madrid. Namun, awal kariernya di Madrid tak begitu gemilang. Harga transfernya yang memecahkan rekor sepak bola Prancis kala itu tak sebanding dengan performanya di musim pertamanya, hanya mencetak sembilan gol dan enam assist. Bandingkan dengan Mbappe yang telah menyamai jumlah gol Benzema itu di pertengahan musim.
4. Luka Modric: Perjalanan Modric di awal kariernya di Real Madrid bahkan lebih mengejutkan. Ia sempat dinobatkan sebagai rekrutan terburuk La Liga! Ini menunjukkan betapa awal yang sulit dapat dialami bahkan oleh pemain kelas dunia sekalipun.
5. Casemiro: Gelandang bertahan kunci kesuksesan Real Madrid di era Zinedine Zidane ini juga mengalami masa sulit. Setelah dipinjamkan ke Porto, ia kembali ke Madrid dan sempat kesulitan menembus tim inti di awal musim. Namun, ia akhirnya menjelma menjadi pemain vital di lini tengah, berperan penting dalam tiga kemenangan final Liga Champions.
6. David Beckham: Awal karier Beckham di Madrid sebenarnya terbilang bagus, mencetak gol di debutnya dan beberapa tendangan bebas spektakuler. Namun, performa tim yang menurun di akhir musim, termasuk rangkaian kekalahan dan kegagalan meraih trofi, menunjukkan bahwa kesuksesan Beckham bukan hanya tentang performanya sendiri, tetapi juga tentang keseimbangan tim secara keseluruhan. Kehadirannya sebagai Galactico, meskipun awalnya menjanjikan, ternyata berdampak pada ketidakseimbangan tim.
Kesimpulannya, enam ikon Real Madrid ini membuktikan bahwa awal yang lambat bukanlah prediktor kesuksesan. Ketekunan, kerja keras, dan faktor lain seperti adaptasi dan kondisi tim secara keseluruhan memainkan peran penting dalam menentukan karier seorang pemain. Kisah mereka menjadi pelajaran berharga bahwa penilaian awal terkadang bisa menyesatkan.
Real Madrid, klub raksasa Spanyol, selalu dikaitkan dengan bintang-bintang kelas dunia. Mereka tak ragu menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan pemain incaran, menciptakan era Galacticos yang legendaris. Namun, perjalanan gemilang tak selalu dimulai dengan mulus. Banyak ikon Real Madrid yang justru mengawali kariernya di Santiago Bernabeu dengan performa kurang meyakinkan. Berikut enam di antaranya:
1. Kylian Mbappe: Kedatangan Mbappe ke Madrid memang dinantikan, namun awal kariernya diwarnai kritik pedas dari media Spanyol. Penampilan buruk saat kekalahan 0-2 melawan Liverpool dan performa kurang impresif saat melawan Barcelona sempat membuat publik meragukannya. Namun, Mbappe menjawab keraguan tersebut dengan mencetak 28 gol musim ini, termasuk hattrick heroik melawan Manchester City di Liga Champions yang membawa Real Madrid ke babak 16 besar. Bukti nyata bahwa penilaian awal tak selalu mencerminkan potensi sesungguhnya.
2. Zinedine Zidane: Legenda Real Madrid ini memberikan perspektif menarik. Ia menyinggung pengalamannya sendiri yang sempat kesulitan beradaptasi di Italia, menyatakan bahwa waktu dan kesabaran adalah kunci. Meskipun Eden Hazard tak mampu menyamai kesuksesan Zidane, kisah Zidane membuktikan bahwa awal yang lambat tidak berarti akhir karier yang suram.
3. Karim Benzema: Saat ini, Benzema merupakan salah satu striker terbaik dunia dan pencetak gol terbanyak Real Madrid. Namun, awal kariernya di Madrid tak begitu gemilang. Harga transfernya yang memecahkan rekor sepak bola Prancis kala itu tak sebanding dengan performanya di musim pertamanya, hanya mencetak sembilan gol dan enam assist. Bandingkan dengan Mbappe yang telah menyamai jumlah gol Benzema itu di pertengahan musim.
4. Luka Modric: Perjalanan Modric di awal kariernya di Real Madrid bahkan lebih mengejutkan. Ia sempat dinobatkan sebagai rekrutan terburuk La Liga! Ini menunjukkan betapa awal yang sulit dapat dialami bahkan oleh pemain kelas dunia sekalipun.
5. Casemiro: Gelandang bertahan kunci kesuksesan Real Madrid di era Zinedine Zidane ini juga mengalami masa sulit. Setelah dipinjamkan ke Porto, ia kembali ke Madrid dan sempat kesulitan menembus tim inti di awal musim. Namun, ia akhirnya menjelma menjadi pemain vital di lini tengah, berperan penting dalam tiga kemenangan final Liga Champions.
6. David Beckham: Awal karier Beckham di Madrid sebenarnya terbilang bagus, mencetak gol di debutnya dan beberapa tendangan bebas spektakuler. Namun, performa tim yang menurun di akhir musim, termasuk rangkaian kekalahan dan kegagalan meraih trofi, menunjukkan bahwa kesuksesan Beckham bukan hanya tentang performanya sendiri, tetapi juga tentang keseimbangan tim secara keseluruhan. Kehadirannya sebagai Galactico, meskipun awalnya menjanjikan, ternyata berdampak pada ketidakseimbangan tim.
Kesimpulannya, enam ikon Real Madrid ini membuktikan bahwa awal yang lambat bukanlah prediktor kesuksesan. Ketekunan, kerja keras, dan faktor lain seperti adaptasi dan kondisi tim secara keseluruhan memainkan peran penting dalam menentukan karier seorang pemain. Kisah mereka menjadi pelajaran berharga bahwa penilaian awal terkadang bisa menyesatkan.