Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Bayang-Bayang Sir Alex Ferguson: Apakah Legenda Itu Biang Keladi Kemunduran Manchester United?

×

Bayang-Bayang Sir Alex Ferguson: Apakah Legenda Itu Biang Keladi Kemunduran Manchester United?

Share this article
Example 468x60

Manchester United, klub raksasa yang pernah berjaya di bawah kendali Sir Alex Ferguson, kini tengah berjuang keras keluar dari keterpurukan. Performa mereka yang jauh dari kata memuaskan di Premier League, menempatkan mereka di posisi yang memalukan di papan bawah klasemen. Kondisi ini memicu berbagai spekulasi, termasuk tudingan mengejutkan yang mengarah pada sosok legendaris, Sir Alex Ferguson.

Meskipun baru-baru ini Manchester United berhasil bangkit dari ketertinggalan 0-2 untuk menahan imbang Everton 2-2, permainan mereka tetap jauh dari standar yang diharapkan. Pelatih Ruben Amorim pun mengakui penampilan timnya yang mengecewakan, terutama di babak pertama. Dengan raihan poin yang minim, Setan Merah kini terpaut jauh dari zona empat besar dan bahkan terancam degradasi. Ini adalah realita pahit yang kontras dengan dominasi mereka di era Ferguson.

Example 300x600

Sejak terakhir kali menjadi juara Liga Premier pada musim 2012-13, Manchester United seakan kehilangan arah. Prestasi terbaik mereka hanyalah beberapa kali menjadi runner-up dan peringkat ketiga. Kegagalan ini membuat sejumlah pihak di dalam klub menyalahkan Sir Alex Ferguson atas kemerosotan tersebut.

Tudingan yang mengemuka menyebutkan bahwa Ferguson dinilai kurang fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan sistem kepelatihan dan strategi rekrutmen pemain. Ada pihak yang merasa bahwa klub terlalu terpaku pada kejayaan masa lalu, enggan melepaskan bayang-bayang Ferguson dan berinovasi. Mereka ingin melupakan era keemasan tersebut dan membangun kembali klub dengan cara mereka sendiri. Sikap ini bahkan sampai pada pemutusan kerja sama dengan Ferguson sebagai duta klub, sebuah langkah yang dianggap sebagai bagian dari upaya pemotongan biaya dan pembenahan manajemen.

Ironisnya, Ferguson, yang selama 27 tahun (1986-2013) menorehkan prestasi luar biasa dengan meraih 38 trofi utama, termasuk 13 gelar Liga Premier dan dua trofi Liga Champions, kini justru dituduh sebagai biang keladi kegagalan klub. Pemutusan kerja samanya sebagai duta klub, ditambah kebijakan pemotongan biaya yang signifikan, termasuk PHK terhadap ratusan staf, menunjukkan upaya drastis untuk menyelamatkan klub dari krisis keuangan yang tengah melilit. Ratusan juta poundsterling kerugian dalam lima tahun terakhir memaksa Manchester United mengambil langkah-langkah yang sulit untuk memenuhi aturan Profitabilitas dan Keberlanjutan Premier League.

Di tengah badai yang menerjang, masa depan Manchester United masih menjadi tanda tanya besar. Bahkan, pertanyaan akan dijualnya klub masih belum menemukan jawaban pasti, meskipun sempat dipertimbangkan oleh salah satu pemiliknya. Apakah Manchester United mampu bangkit dari keterpurukan ini dan menemukan kembali kejayaannya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Manchester United, klub raksasa yang pernah berjaya di bawah kendali Sir Alex Ferguson, kini tengah berjuang keras keluar dari keterpurukan. Performa mereka yang jauh dari kata memuaskan di Premier League, menempatkan mereka di posisi yang memalukan di papan bawah klasemen. Kondisi ini memicu berbagai spekulasi, termasuk tudingan mengejutkan yang mengarah pada sosok legendaris, Sir Alex Ferguson.

Meskipun baru-baru ini Manchester United berhasil bangkit dari ketertinggalan 0-2 untuk menahan imbang Everton 2-2, permainan mereka tetap jauh dari standar yang diharapkan. Pelatih Ruben Amorim pun mengakui penampilan timnya yang mengecewakan, terutama di babak pertama. Dengan raihan poin yang minim, Setan Merah kini terpaut jauh dari zona empat besar dan bahkan terancam degradasi. Ini adalah realita pahit yang kontras dengan dominasi mereka di era Ferguson.

Sejak terakhir kali menjadi juara Liga Premier pada musim 2012-13, Manchester United seakan kehilangan arah. Prestasi terbaik mereka hanyalah beberapa kali menjadi runner-up dan peringkat ketiga. Kegagalan ini membuat sejumlah pihak di dalam klub menyalahkan Sir Alex Ferguson atas kemerosotan tersebut.

Tudingan yang mengemuka menyebutkan bahwa Ferguson dinilai kurang fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan sistem kepelatihan dan strategi rekrutmen pemain. Ada pihak yang merasa bahwa klub terlalu terpaku pada kejayaan masa lalu, enggan melepaskan bayang-bayang Ferguson dan berinovasi. Mereka ingin melupakan era keemasan tersebut dan membangun kembali klub dengan cara mereka sendiri. Sikap ini bahkan sampai pada pemutusan kerja sama dengan Ferguson sebagai duta klub, sebuah langkah yang dianggap sebagai bagian dari upaya pemotongan biaya dan pembenahan manajemen.

Ironisnya, Ferguson, yang selama 27 tahun (1986-2013) menorehkan prestasi luar biasa dengan meraih 38 trofi utama, termasuk 13 gelar Liga Premier dan dua trofi Liga Champions, kini justru dituduh sebagai biang keladi kegagalan klub. Pemutusan kerja samanya sebagai duta klub, ditambah kebijakan pemotongan biaya yang signifikan, termasuk PHK terhadap ratusan staf, menunjukkan upaya drastis untuk menyelamatkan klub dari krisis keuangan yang tengah melilit. Ratusan juta poundsterling kerugian dalam lima tahun terakhir memaksa Manchester United mengambil langkah-langkah yang sulit untuk memenuhi aturan Profitabilitas dan Keberlanjutan Premier League.

Di tengah badai yang menerjang, masa depan Manchester United masih menjadi tanda tanya besar. Bahkan, pertanyaan akan dijualnya klub masih belum menemukan jawaban pasti, meskipun sempat dipertimbangkan oleh salah satu pemiliknya. Apakah Manchester United mampu bangkit dari keterpurukan ini dan menemukan kembali kejayaannya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Sumber : https://www.bola.com/inggris/read/5932059/figur-berpengaruh-salahkan-sir-alex-ferguson-atas-kemunduran-mu

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *