PSBS Biak, tim promosi BRI Liga 1 musim 2024/2025, membuktikan bahwa mereka bukan sekadar penggembira. Meskipun nilai transfer pemain mereka jauh di bawah klub-klub mapan seperti Persik Kediri, performa Badai Pasifik di lapangan cukup mengesankan dan mampu bersaing di papan tengah klasemen. Data dari transfermarkt.co.id menunjukkan selisih signifikan antara nilai skuad kedua tim; Persik Kediri memiliki nilai skuad Rp65,25 miliar dengan 28 pemain, sementara PSBS Biak hanya Rp46,84 miliar dengan 29 pemain.
Strategi transfer PSBS Biak terbilang efisien. Mereka hanya merekrut tujuh pemain asing, termasuk dua pemain naturalisasi berpengalaman, Fabiano Beltrame dan Alberto Goncalves, yang masih memberikan kontribusi signifikan di usia kepala empat. Komposisi pemain yang kental dengan aroma Argentina dan Brasil, baik di lapangan maupun di jajaran pelatih (Marcos Guillermo Samso dan Robertino Pugliara), menunjukkan identitas tim yang kuat. Nama-nama seperti Julián Velázquez, Abel Arganaraz, Ariel-Nahuelpan (Argentina), dan Alexsandro (Brasil) menambah kekuatan skuad. Kehadiran Juan Esnaider, legenda Timnas Argentina, di bursa transfer pertama juga menjadi bukti ambisi PSBS Biak.
Meskipun demikian, PSBS Biak harus diakui belum mampu bersaing di papan atas. Mereka, bersama Persik Kediri, mengalami kesulitan meraih kemenangan di putaran kedua. Enam kali imbang untuk PSBS dan lima kali bagi Persik. Keduanya kini tertinggal dari Malut United, Arema FC, dan Borneo FC yang sebelumnya tampak sulit untuk menyalip mereka. Tantangan besar kini ada di depan PSBS dan Persik untuk segera bangkit dan memperbaiki peringkat, atau mereka berisiko semakin tertinggal. Perbandingan dengan Persik Kediri yang memiliki pemain-pemain bintang seperti Kiko Carneiro, Rohit Chand, Ze Valente, Majed Osman, dan Ramiro Fergonzi, yang sudah malang melintang di liga Indonesia, menunjukkan perbedaan dalam hal pengalaman dan nilai jual pemain. Namun, PSBS Biak telah menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat dan kerja keras, tim promosi pun bisa memberikan perlawanan sengit di BRI Liga 1.
PSBS Biak, tim promosi BRI Liga 1 musim 2024/2025, membuktikan bahwa mereka bukan sekadar penggembira. Meskipun nilai transfer pemain mereka jauh di bawah klub-klub mapan seperti Persik Kediri, performa Badai Pasifik di lapangan cukup mengesankan dan mampu bersaing di papan tengah klasemen. Data dari transfermarkt.co.id menunjukkan selisih signifikan antara nilai skuad kedua tim; Persik Kediri memiliki nilai skuad Rp65,25 miliar dengan 28 pemain, sementara PSBS Biak hanya Rp46,84 miliar dengan 29 pemain.
Strategi transfer PSBS Biak terbilang efisien. Mereka hanya merekrut tujuh pemain asing, termasuk dua pemain naturalisasi berpengalaman, Fabiano Beltrame dan Alberto Goncalves, yang masih memberikan kontribusi signifikan di usia kepala empat. Komposisi pemain yang kental dengan aroma Argentina dan Brasil, baik di lapangan maupun di jajaran pelatih (Marcos Guillermo Samso dan Robertino Pugliara), menunjukkan identitas tim yang kuat. Nama-nama seperti Julián Velázquez, Abel Arganaraz, Ariel-Nahuelpan (Argentina), dan Alexsandro (Brasil) menambah kekuatan skuad. Kehadiran Juan Esnaider, legenda Timnas Argentina, di bursa transfer pertama juga menjadi bukti ambisi PSBS Biak.
Meskipun demikian, PSBS Biak harus diakui belum mampu bersaing di papan atas. Mereka, bersama Persik Kediri, mengalami kesulitan meraih kemenangan di putaran kedua. Enam kali imbang untuk PSBS dan lima kali bagi Persik. Keduanya kini tertinggal dari Malut United, Arema FC, dan Borneo FC yang sebelumnya tampak sulit untuk menyalip mereka. Tantangan besar kini ada di depan PSBS dan Persik untuk segera bangkit dan memperbaiki peringkat, atau mereka berisiko semakin tertinggal. Perbandingan dengan Persik Kediri yang memiliki pemain-pemain bintang seperti Kiko Carneiro, Rohit Chand, Ze Valente, Majed Osman, dan Ramiro Fergonzi, yang sudah malang melintang di liga Indonesia, menunjukkan perbedaan dalam hal pengalaman dan nilai jual pemain. Namun, PSBS Biak telah menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat dan kerja keras, tim promosi pun bisa memberikan perlawanan sengit di BRI Liga 1.