Jeong Seok-seo, atau yang akrab disapa Jeje, bukanlah nama asing bagi pecinta sepak bola Indonesia. Selama lima tahun bertugas sebagai penerjemah Shin Tae-yong, Jeje menjadi saksi bisu perjalanan Timnas Indonesia di bawah arahan pelatih asal Korea Selatan tersebut. Lebih dari sekadar penerjemah, Jeje menjadi bagian integral dari tim, menemani STY di dalam dan luar lapangan. Baru-baru ini, Jeje berbagi cerita menarik mengenai pengalamannya, termasuk rumor pemecatan Shin Tae-yong dan momen paling berkesan selama membela Merah Putih.
Menanggapi rumor pemecatan STY yang sempat ramai, Jeje dengan santai mengatakan bahwa hanya sekitar 20% yang benar-benar berdasar. Ia lebih memilih untuk fokus menjalani proses dan tak terpengaruh gosip yang beredar, termasuk isu “drama Korea” yang sempat menyeruak. Ia khawatir jika terlalu menanggapi isu tersebut, justru akan mengganggu momentum positif Timnas Indonesia.
Jeje memulai pekerjaannya pada awal tahun 2020. Awalnya, ia mengaku sempat kesulitan beradaptasi dengan dunia sepak bola Indonesia. Namun, tekad dan mimpi Shin Tae-yong yang besar menginspirasinya untuk terus belajar dan berkembang. Ia melihat bahwa kesuksesan Timnas Indonesia tak lepas dari sinergi antara PSSI, pemain, dan staf pelatih, sebuah kunci yang menurutnya berlaku di negara mana pun. Jeje bahkan mencontohkan Korea Selatan, yang meski dihuni pemain bintang, namun belum tentu meraih kesuksesan tanpa adanya kesatuan visi dan misi.
Dari sekian banyak momen, kemenangan dramatis melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024 menjadi yang paling berkesan bagi Jeje. Ia mengingat betapa percaya dirinya para pemain saat itu, setelah berhasil mengalahkan Yordania dan Australia. Meskipun sempat dilanda kecemasan bahkan hampir menangis saat skor imbang 2-2 dan memasuki adu penalti, akhirnya Timnas Indonesia mampu menang berkat kontroversi keputusan wasit yang mengulang tendangan penalti karena kiper Korea Selatan maju lebih dulu. Kemenangan ini, menurut Jeje, membuktikan kekuatan tim yang solid dan terpadu. Bukan kemenangan semata karena faktor kebangsaan, melainkan karena kerja keras dan dedikasi semua pihak untuk Indonesia.
Jeong Seok-seo, atau yang akrab disapa Jeje, bukanlah nama asing bagi pecinta sepak bola Indonesia. Selama lima tahun bertugas sebagai penerjemah Shin Tae-yong, Jeje menjadi saksi bisu perjalanan Timnas Indonesia di bawah arahan pelatih asal Korea Selatan tersebut. Lebih dari sekadar penerjemah, Jeje menjadi bagian integral dari tim, menemani STY di dalam dan luar lapangan. Baru-baru ini, Jeje berbagi cerita menarik mengenai pengalamannya, termasuk rumor pemecatan Shin Tae-yong dan momen paling berkesan selama membela Merah Putih.
Menanggapi rumor pemecatan STY yang sempat ramai, Jeje dengan santai mengatakan bahwa hanya sekitar 20% yang benar-benar berdasar. Ia lebih memilih untuk fokus menjalani proses dan tak terpengaruh gosip yang beredar, termasuk isu “drama Korea” yang sempat menyeruak. Ia khawatir jika terlalu menanggapi isu tersebut, justru akan mengganggu momentum positif Timnas Indonesia.
Jeje memulai pekerjaannya pada awal tahun 2020. Awalnya, ia mengaku sempat kesulitan beradaptasi dengan dunia sepak bola Indonesia. Namun, tekad dan mimpi Shin Tae-yong yang besar menginspirasinya untuk terus belajar dan berkembang. Ia melihat bahwa kesuksesan Timnas Indonesia tak lepas dari sinergi antara PSSI, pemain, dan staf pelatih, sebuah kunci yang menurutnya berlaku di negara mana pun. Jeje bahkan mencontohkan Korea Selatan, yang meski dihuni pemain bintang, namun belum tentu meraih kesuksesan tanpa adanya kesatuan visi dan misi.
Dari sekian banyak momen, kemenangan dramatis melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024 menjadi yang paling berkesan bagi Jeje. Ia mengingat betapa percaya dirinya para pemain saat itu, setelah berhasil mengalahkan Yordania dan Australia. Meskipun sempat dilanda kecemasan bahkan hampir menangis saat skor imbang 2-2 dan memasuki adu penalti, akhirnya Timnas Indonesia mampu menang berkat kontroversi keputusan wasit yang mengulang tendangan penalti karena kiper Korea Selatan maju lebih dulu. Kemenangan ini, menurut Jeje, membuktikan kekuatan tim yang solid dan terpadu. Bukan kemenangan semata karena faktor kebangsaan, melainkan karena kerja keras dan dedikasi semua pihak untuk Indonesia.